• News

    Rabu, 14 September 2016

    SEJARAH SEBAGAI KISAH PRISTIWA ILMU DAN SENI

    Sejarah Sebagai Peristiwa Kisah Ilmu dan Seni


    Dalam sejarah itu mempunyai nilai atau poin-poin penting yakni: Sejarah sebagai ilmu, kisah, peristiwa, dan seni. poin sejarah yang berpengaruh pada hal tersebut sudah dimulai sejak adanya pencatatan peristiwa oleh orang-orang. Kata “sejarah” sendiri merupakan sesuatu yang berlangsung di masa lalu, baik ingatan, penemuan, koleksi, organisasi, presentasi, dan interpretasi informasi tentang kejadian-kejadian tersebut. Kejadian yang terjadi sebelum adanya pencatatan peristiwa sering disebut sebagai sesuatu yang prasejarah.
    Orang yang dianggap sebagai bapak sejarah dunia oleh masyarakat barat adalah Herodotus, seorang sejarawan Yunani dari abad ke-5 sebelum masehi, bersama dengan Thycydides yang membentuk pondasi dari studi modern tentang sejarah manusia. Pekerjaan yang dilakukan oleh mereka berdua, hingga saat ini terus dibaca dan menjadi bahan perbincangan dalam penulisan sejarah modern. Sementara untuk dunia Timur, sejarah diperkirakan baru dikenal ketika muncul Spring and Autumn Annals, sebuah kronik Tiongkok kuno yang diperkirakan ditulis sejak tahun 722 sebelum masehi dan di dalamnya terdapat catatan tentang hal yang terjadi selama 241 tahun.
    Awal Mula Penggunaan Sejarah
    Penggunaan sejarah sebagai ilmu, kisah, peristiwa, dan seni harusnya bukanlah hal yang aneh mengingat arti kata sejarah. Kata ini merupakan translasi dari kata bahasa Inggris “history” yang sendirinya merupakan kata adopsi dari bahasa Yunani Kuno, historia yang berarti penyelidikan, pengetahuan dari penyelidikan, atau hakim. Arti kata ini juga lah yang mendukung penggunaan kata-kata Aristoteles yang berbunyi “Peri Ta Zoa Historial” yang berarti “penyelidikan tentang hewan”. Dalam bahasa inggris, kata “history” berarti hubungan antar kejadian, sementara di Middle English arti kata tersebut adalah “cerita” secara umum. Baru pada abad ke-15 lah penggunaan kata “history” menjadi tentang “catatan masa lalu”. Pada abad ke-16, Francis Bacon menulis tentang “Natural History” dimana baginya historia berarti “pengetahuan tentang sebuah objek dengan menelaah ruang dan waktu”.
    Para sejarawan biasanya menulis sejarah dengan konteks waktu mereka sendiri dan dengan mempertimbangkan ide dominan mereka tentang bagaimana cara menginterpretasikan sebuah kejadian dalam masa lalu. Benedetto Croce juga pernah mengatakan bahwa semua sejarah adalah sejarah kontemporer, bahwa sejarah difasilitasi melalu formasi ‘ceramah tentang masa lalu’ yang merupakan produk dari narasi dan analisa kejadian masa lalu yang terkait dengan ras manusia. Setiap kejadian yang diingat kemudian akan diabadikan dalam sebuah catatan sejarah, dan tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sumber mana yang mampu berperan banyak dalam reka ulang kejadian di masa lalu.
    Sejarah sebagai peristiwa
    Sejarah adalah peristiwa yg terjadi pada masa lampau sejarah sebagai peristiwa merupakan sejarah sebagaimana terjadinya (historie realite). Tidak semua peristiwa di masalalu dianggap sebagai sejarah. Sutu peristiwa dianggap sebagai peristiwa jika peristiwa itu dapat dikaitkan dengan peristiwa yg lain sebagai bagian dari proses atau dinamika dalam suatu konteks historis. Antara peristiwa-peristiwa itu terdapat hubungan sebab akibat. Penyebab merupakan hal yg menyebabkan suatu peristiwa dapat terjadi. Kesinambungan antara peristiwa yg satu ke peristiwa yg lain dalam hubungan sebab akibat terdapat dalam konteks waktu, pelaku, dan tempat.
    Sejarah sebagai peristiwa
    Pada dasarnya adalah objektif ojektivitas sejarah sebagai peristiwa pada fakta yg berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yg benar-benar terjadi.
    Sejarah sebagai kisah
    Ada kemungkinan sejarah sebagai kisah bersifat subjektif subjektivitasnya terletak pada bagaimana sejarah tersebut diturunkan atau di ceritakan oleh seseorang. Factor kepentingan terlihat dari cara seseorang menuturkan kisah sejarahnya. Factor kelompok social yg dimiliki si penutur ejarah juga dapat mempengaruhi cara penulisan sejarah.
    Sejarah sebagai ilmu
    Sejarah sebagai ilmu positif berawal dari anjuran Leopold von Ranke kepada para sejarawan untuk menulis apa yg sesungguhnya terjadi.dengan menulis apa yg terjadi,sejarah akan menjadi objektif. Sejarah dapat dilihat sebagai ilmu dengan karakteristik tertentu.sejarah termasuk dalam ilmu manusia yg dalam perjalanan waktu di pecah menjadi ilmu social dan ilmu kemanusiaan. Sejarah termasuk ilmu empiris,Karenna itu lah sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia. Karena sejarah berbicara tentang manusia,biasanya sejarah di masukkan dalam ilmu kemanusiaan.akan tetapi, sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi.sejarah membicarakan manusia dari segi waktu.
    Dalam waktu. Ada 4 hal yg perlu diperhatikan.yakni perkembangan,kesinambungan,pengulangan,dan perubahan artinya sejarah melihat perkembangan masyarakat dari satu bentuk kebentuk yg lain.Sejarah juga melihat kesinambungan yg terjadi dalam suatu masyarakat.sejarah juga melihat pengulangan peristiwa yg terjadi pada masa lampau.sejrah juga melihat perubahan yg terjadi di dalam masyarakat yg biasanya disebabkan oleh pengaruh dari luar.
    Dalam maneliti objeknya,sejarah berpegang dengan teorinya sendiri.selain mempunyai teori,sejarah juga mempunyai generalisasi seperti ilmu lain,sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum.sering kali generalisasi sejarah merupakan koreksi atas kesimpulan-kesimpulan ilmu lain.untuk itu sejarah juga mempunyai metode sendiri,berbeda dengan hokum ilmu-ilmu social yg terlalu bersifat mekanis.metode sejarah bersifat terbuka dan hanya tunduk pada fakta. Sejarah juga seperti ilmu-ilmu lain yg membutuhkn riset,penulisan yg baik,penalaran yg teratur,dan sistematika ygruntut,serta konsep yang jelas.
    Sejarah sebagai seni
    Sejarah juga dapat di lihat sebagai seni.sebagaimana seni,sejarah juga bmembutuhkan intuisi,emosi,dan gaya bahasa. Dalam melihat sejarah sebagai seni yg akan memakai intuisi.sejarawan harus dapat membayangkan apa yg sebenarnya sedang terjadi dan apa yg terjadi sesudahnya.
    Sejarah sebagai seni mempunyai beberapa kekurangan.pertama,sejarah sebagai seni akan kehilangan ketepatan dan objektivitasnya Karenna seni merupakan hasil imajinasi, kwtepatan dan objektivitas sangat perlu dalam penulisan sejarah.ketepatan berarti kesesuaian antara fakta dgn tulisan sejarah,objektivitas berarti tidak ada pandangan yg individual.kedua sejarah akan terbatas. Sejarah juga memberikan sumbangan terhadappenulisan sejarah seni memberikan karakteristik yg dapat menggambarkan watak orang dalam biografi kolektif.
    Dalam perjalanannya, pembelajaran tentang sejarah mulai terbagi menjadi beberapa bidang yang lebih khusus dan mereka adalah: Sejarah Kuno, Sejarah Atlantik, Sejarah Seni, Sejarah Besar, Kronologis, Sejarah Komparatif, Sejarah Kontemporer, Sejarah Kontrafaktual, Sejarah Digital, Sejarah Kultur, Sejarah Ekonomi, Futurologi, Sejarah Intelektual, Sejarah Maritim, Sejarah Modern, Sejarah Militer, Sejarah Alam, Paleografi, Sejarah Manusia, Sejarah Politik, Psikohistori, Pseudohistori, Sejarah Sosial, Sejarah Universal, Sejarah Wanita, dan Sejarah Dunia. Pembagian macam-macam bidang studi yang lebih khusus ini dilakukan agar manusia bisa lebih memahami penggunaan sejarah sebagai ilmu, kisah, peristiwa, dan seni.
    SUMBER: http://peristiwa-id.com/sejarah-sebagai-peristiwa-kisah-ilmu-dan-seni/

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel