Sejarah Singkat Kisah Hidup Jokowi – Presiden Indonesia ke-7
Sejarah perjalanan hidup Jokowi dimulai ketika beliau dilahirkan dengan nama kecil Mulyono. Jokowi merupakan lulusan Fakultas Kehutanan di Unviersitas Gajah Mada, dan melanjutkan hidupnya dengan menjadi pengusaha mebel. Baru pada tahun 2005-lah karirnya sebagai politisi dimulai dengan terpilihnya ia menjadi Walikota Surakarta, dan namanya sendiri mulai lekat pada hati masyarakat sebagai seorang yang berhasil dan mampu mengubah Surakarta menjadi kota batik, budaya, dan pariwisata. Karir politiknya memasuki babak baru ketika pada 20 September 2012, beliau berhasil terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta yang ke-16 setelah berhasil mengalahkan saingannya dalam Pilkada tahun itu. Pada tahun 2014, Jokowi mencalonkan diri sebagai calon presiden dan berhasil memenangkan suara terbanyak, menyebabkan terpilihnya ia menjadi presiden Indonesia yang ke-7, menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono yang telah memerintah selama dua periodeSejarah Hidup Jokowi Mulai dari Masa Kecilnya
Kisah hidup Jokowi dimulai saat ia dilahirkan dari pasangan yang bernama Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Jokowi kecil merupakan anak pertama dan anak laki-laki satu-satunya, menjadi kakak dari tiga adik perempuannya yang bernama Iit Sriyantini, Ida Yati dan Titik Relawati. Ayahnya adalah orang Karanganyar, dan kakek-neneknya berasal dari desa yang ada di Boyolali. Pendidikan yang ditempuh Jokowi kecil bukan merupakan sebuah pendidikan di sebuah sekolah elit, malah ia masuk ke sebuah SD bernama SD Negeri 111 Tirtoyoso, sebuah sekolah yang terkenal menjadi sekolah kalangan orang-orang menengah ke bawah. Hidup Jokowi kecil jauh dari kata-kata kaya dan nyaman, karena ia diharuskan untuk berdagang, menjajakan ojek payung, atau bahkan menjadi kuli panggul. Semua itu ia lakukan agar ia bisa membeli peralatan sekolahnya sendiri, sekaligus agar ia bisa mendapatkan uang jajan.
Kesederhanaan Jokowi kecil bisa dilihat dari kebiasaannya pergi ke sekolah, dimana saat teman-temannya menggunakan sepeda untuk pergi ke sekolah, Jokowi kecil lebih memilih untuk berjalan kaki. Jokowi memulai pekerjaannya sebagai penggergaji ketika ia berumur 12 tahun, ketika ia sadar bahwa ia memiliki keahlian dalam dunia pertukang kayu-an. Selama masa kecilnya ini Jokowi telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Setelah mengalami sendiri rasanya penggusuran rumah membuat hal ini memengaruhi pola pikir Jokowi dan caranya memimpin ketika ia menjadi Walikota Surakarta saat diharuskan untuk menertibkan pemukiman warga yang ada pada tempat yang tidak seharusnya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di SD, kisah perjalanannya berlanjut dengan meniti jalur pendidikannya di SMP Negeri 1 Surakarta. Setelah berhasil lulus pendidikan menengah, Jokowi awalnya berniat untuk melanjutkan studi ke SMA Negeri 1 Surakarta yang gagal ia raih sehingga ia memilih untuk masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta. Pendidikan tingkat atas berhasil diselesaikan, dan kini Jokowi kecil bertekad untuk lagi-lagi melanjutkan studi, dan Jurusan Kehutanan dari fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada-lah yang menjadi pilihan utamanya. Dengan kemampuan akademis yang ia miliki, Jokowi akhirnya berhasil meraih kursi di universitas tersebut. Kesempatan itu akhirnya ia pergunakan sungguh-sungguh untuk mempelajari struktur kayu, teknologi, dan pemanfaatannya. Skripsi yang ia tulis sebagai syarat kelulusan pendidikan tingginya berjudul “Studi Tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta”.
Kelulusan Jokowi muda di tahun 1985 menuntunnya untuk bekerja di BUMN, tepatnya di sebuah perusahaan bernama PT Kertas Kraft Aceh, membuatnya ditempatkan di Gayo, Aceh Tengah. Pada tahun 1986, Jokowi muda menikahi Iriana di Solo. Beberapa tahun setelahnya, Jokowi memilih pulang dari Aceh dan kembali ke sisi istrinya yang saat itu tengah hamil tujuh bulan. Setelah keluar dari PT Kertas Kraft Aceh, Jokowi mulai berpikir untuk bergabung dengan usaha milik pamannya yang kebetulan ada di bidang kayu, yaitu CV Roda Jati. Pada tahun 1988, Jokowi memutuskan untuk mencoba peruntungannya dengan membuka usahanya sendiri yang ia beri nama CV Rakabu, nama yang sama dengan anak pertamanya. CV Rakabu sempat menjadi sangat berjaya dalam dunia permebelan, meski begitu perusahaan mebel ini jatuh dan hancur ketika ia dibohongi seorang klien dengan pesanan yang tidak dibayar.
Sejarah singkat kisah hidup Jokowi – presiden Indonesia di bidang politik bermula ketika ia mencalonkan diri sebagai calon walikota Surakarta yang diusung oleh PDI-P dan PKB pada tahun 2005. Pemilihan tersebut berhasil dimenangkan oleh Jokowi yang berhasil memegang angka 36.62%. Setelah akhirnya berhasil terpilih, Solo ia kembangkan dengan pengalaman yang telah ia miliki semasa muda. Ketika ada di bawah pimpinannya, Solo mulai menjadi kajian di universitas-universitas luar negeri dan mulai berubah secara drastis. Pada masa pemerintahannya pula bus Batik Solo Trans diperkenalkan kepada masyarakat. Selain itu, banyak kawasan-kawasan yang diremajakan dan Solo juga mulai menjadi tuan rumah dari banyak acara internasional. Berkat hasil kerjanya, ia berhasil memenangkan lagi pemilu Surakarta pada tahun 2010 dengan total suara yang melebihi 90%. Pada tahun 2012, ia kemudian dicalonkan sebagai calon gubernur DKI Jakarta oleh beberapa politisi PDI-P.
Sejarah hidup Jokowi memasuki babak baru ketika pada tahun 2012 ia diminta menjadi calon gubernur DKI Jakarta oleh Jusuf Kalla secara pribadi. Setelah pemilu periode 1 berakhir dengan kemenangan Jokowi yang tipis dari Fauzi Bowo, pemilu kembali diulang, meski begitu Jokowi kembali memenangkan periode ke-2 dari pilkada ini. Jokowi kemudian dicalonkan menjadi calon presiden oleh PDI-P dan berhasil memenangkan pemilu, membuatnya menjadi presiden ke-7.
Sekian informasi singkat mengenai sejarah dan juga latar belakang kisah hidup Bapak Joko Widodo atau yang biasa kita kenal dengan nama Jokowi ini. Semoga kepemimpinan beliau sebagai presiden Indonesia yang ke-7 dapat membawa kemajuan dan perkembangan untuk bangsa dan rakyat Indonesia 5 tahun ke depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar