• News

    Rabu, 21 September 2016

    Kisah Misteri Gunung Everest

    Kisah Misteri Gunung Everest


    Sudah ratusan juta tahun lamanya Gunung Everest berdiri. Dan sejarah tercipta saat Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menggapai puncak Everest, keinginan para pendaki gunung untuk mendaki Everest semakin berkembang pesat. Para pendaki dari seluruh dunia menjadikan Everest sebagai target pendakian.Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggris – nya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor  general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari tujuh puncak di dunia. Gunung Everest adalah gunung yang puncaknya mencapai jarak paling jauh dari paras laut.
    Dua gunung lain yang kadangkala juga disebut sebagai “gunung tertinggi di dunia” adalah Mauna Loa di Hawaii, yang tertinggi jika diukur dari dasarnya pada dasar tengah laut, tetapi hanya mencapai ketinggian 4.170 m dari paras laut dan Gunung Chimborazo di Ekuador, yang puncaknya 2.150 m lebih tinggi dari pusat Bumi dibandingkan Gunung Everest, karena Bumi mengembung di kawasan Khatulistiwa. Bagaimanapun juga, Chimborazo hanya mencapai ketinggian 6.272 m di atas paras laut, sehingga bahkan bukan merupakan puncak tertinggi di Andes.
    Banyak fakta mengagetkan yang terjadi di lapangan selama pendakian dan tak terdengar oleh orang awam. Hal itulah yang menjadi hambatan dalam mendaki gunung ini. Bukan hanya itu, ternyata di gunung ini menyimpan banyak misteri yang bahkan tak terpecahkan. Salah satunya adalah berapa tinggi gunung ini yang ternyata selalu berubah – ubah setiap tahun.
    Apabila Anda mempunyai keinginan untuk mengunjungi Gunung Everest? Sebelum memutuskan untuk mendakinya, ada baiknya pahami hal – hal berikut ini:
    1. Ada Sesosok Mahluk Yang Mengincar Pendakian Anda Di Everest
    Ketika berada di atas ketinggian sekalipun, Anda tak luput dari pantauan hewan beracun ini, yang berada pada tekanan udara cukup rendah hingga bernapas pun sulit. Anda tetap tidak bisa bersembunyi dari serangan makhluk hidup ini. Euophrys omnisuperstes, atau yang lebih dikenal dengan laba – laba Himalaya dapat melompat dan bersembunyi di celah lereng gunung.
    2. Laba – Laba Himalaya
    Persembunyian tersebut dilakukan untuk mengecoh para pendaki yang berada di gunung. Karena itulah, makhluk ini ditetapkan sebagai penghuni abadi gunung yang puncaknya berada di kawasan Tibet tersebut.
    Para pendaki mengaku telah melihat makhluk ini ketika berada di atas ketinggian 6.700 meter atau sekira 22 ribu kaki. Laba – laba ini adalah spesies yang tergolong ke dalam famili Salticidae. Spesies ini juga merupakan bagian dari genus Euophrys dan ordo Araneae.
    Laba – laba yang banyak ditemui di kawasan Nepal ini memakan apapun serangga yang ada di sekitarnya. Mereka hampir satu – satunya hewan yang berada secara permanen berbasis di ketinggian seperti burung. Akan tetapi, laba – laba ini termasuk ke dalam golongan hewan mematikan di dunia.
    3. Naik Ke Puncak Himalaya Harap Antre Dahulu!
    Pada 2012 silam, pendaki gunung asal Jerman, Ralf Dujmovits, menangkap gambar mengejutkan yang menunjukkan ratusan pendaki mengantre untuk mencapai puncak. Iapun memutuskan untuk kembali ke camp setelah melihat antrean tersebut, selain itu pula berbarengan dengan cuaca buruk.
    4. Kemacetan menuju puncak Himalaya
    Pada Mei 2012, pendaki dikabarkan berkerumun di salah satu landmark yang berada di kawasan tersebut dan menunggu selama kurang lebih dua jam untuk sampai pada giliran mereka mendaki ke puncak. Dalam perjalanan hanya setengah hari, 234 pendaki berhasil mencapai puncak, namun empat orang lainnya tewas. Hal ini menyebabkan kekhawatiran besar atas proses pendakian.
    Pengelola gunung akhirnya menambahkan tali yang dapat digunakan sebagai pegangan oleh para pendaki untuk mengurangi kemacetan karena memang kebetulan medan yang mereka lalui cukup curam. Bahkan ada beberapa pendaki menyarankan untuk dibuatkannya tangga permanen demi keamanan dan keselamatan.
    Meski begitu banyak pendaki berusaha mencapai puncak Everest, pemerintah Nepal selaku penanggung jawab resmi kegiatan pendakian di Himalaya tersebut mengatakan tidak akan menghentikan aktivitas pendakian.
    5. Everest Terus Bertumbuh Setiap Tahunnya
    Ide untuk melakukan penghitungan ulang untuk membuktikan berapa tinggi dari gunung ini dikatakan oleh para ahli adalah perbuatan yang sia – sia. Pasalnya, setelah diteliti lebih lanjut, puncak gunung ini selalu tumbuh tinggi sekitar empat milimeter setiap tahunnya.
    Para peneliti mengatakan bahwa awalnya benua India yang merupakan daratan independen ini bertabrakan dengan Asia, sehingga membentuk Himalaya hingga saat ini.
    Akan tetapi hal yang luput dari penelitian saat itu adalah lempeng benua yang bertabrakan tersebut ternyata masih bergerak dan mendorong pertumbuhan gunung yang lebih tinggi.Peneliti dari Ekspedisi Millenium Amerika mengatakan bahwa pada tahun 1999, mereka telah menempatkan perangkat satelit global positioning di bawah puncak untuk mengukur pertumbuhannya.
    Hasilnya menakjubkan, ketinggian gunung ini dipastikan selalu berubah setiap tahunnya. Dari 8.848 menjadi 8.850 meter, dan bukan hanya ukuran puncak yang terus tumbuh, namun pergerakan keseluruhan aktifitas gunung ini juga semakin berkembang.
    6. Pendaki Everest Wajib Bawa Sampah Saat Turun
    Banyak gambar yang memperlihatkan kekotoran dari gunung tertinggi di dunia ini. Para pendaki mengotori area pegunungan selama perjalanan menuju puncak. Bukan hanya dikotori oleh mayat pendaki yang tidak bisa bertahan di dalam perjalanan, gunung yang puncaknya tertutup oleh salju ini juga dibuat kotor oleh ulah pendaki nya sendiri dengan sampah bekas makanan atau minuman mereka.
    7. Sampah Di Everest
    Diperkirakan sebanyak 50 ton limbah ada di kawasan ini pada musim pendakian. Lereng penuh dengan sampah botol minuman, peralatan pendakian usang, bahkan kotoran manusia. Sejak tahun 2008 , The Eco Everest Expedition telah mencoba mengatasi hal tersebut. Hasilnya, mereka dapat mengangkut 13 ton sampah sejauh ini. Bahkan pemerintah Nepal pun telah mengeluarkan kebijakan baru untuk para pendaki.
    Pendaki Everest wajib turun bawa 8 kg sampah menyusul peraturan baru demi menjaga puncak tertinggi di dunia tersebut. Ini adalah berat minimal, di luar sampah para pendaki. Aturan ini merupakan salah satu cara baru yang mulai diberlakukan bagi para pendaki gunung agar dapat menjaga kebersihan di atas sana.
    Minimal 8 kg sampah yang mereka bawa sendiri juga akan mereka bawa kembali saat turun. Pemerintah Nepal juga telah mengambil tindakan hukum terhadap pendaki yang melanggar aturan baru tersebut meski belum diketahui apakah berupa denda atau hukuman lainnya.
    8. Berapa Tinggi Sebenarnya Gunung Everest?
    Tergantung pada dari sisi mana Anda mengukurnya dan berada di kawasan negara mana. Pasalnya, setiap negara yang dilalui oleh pegunungan ini memiliki versi masing – masing ketinggian gunung yang puncaknya berada di kawasan Tibet tersebut. China sendiri mengatakan puncak berada pada ketinggian 8.844 meter, sementara Nepal mengatakan ketinggian gunung ini sekitar 8.848 meter.
    Karena perbedaan hasil tersebut, China memutuskan untuk mengukur ulang tinggi gunung. Pengukuran berdasarkan oleh bebatuan yang menjadi struktur di sana, tidak termasuk salju yang berada di bagian paling atas gunung tersebut. Nepal pun meminta bantuan kepada komunitas internasional untuk menghentikan sengketa berkepanjangan soal tinggi dari Gunung Everest.
    China bersikukuh bahwa ketinggian Everest sebenarnya hampir empat meter lebih pendek dari angka yang menjadi pegangan resmi pemerintah Nepal. Namun, Nepal menegaskan ketinggian sebuah gunung harus dihitung hingga puncak saljunya, seperti dilakukan untuk gunung di seluruh dunia.
    Sengketa ini muncul dalam pertemuan terakhir antara Nepal dan China yang membahas titik perbatasan di Himalaya. Pemerintah Nepal menegaskan meski sengketa soal ketinggian Everest muncul dalam pembicaraan perbatasan, namun Nepal tetap memegang ukuran tinggi yang sudah ditetapkan.
    Para ahli geologi mengatakan puncak pegunungan Himalaya masih berusia muda dan masih terus tumbuh bersamaan dengan anak benua India yang terus bergerak di bawah patahan Eurasia. Pergerakan lempeng ini membuat ketinggian gunung – gunung di Himalaya masih terus bertambah. Akhirnya pada tahun 2010, kedua negara sepakat bahwa ketinggian gunung berada pada ketinggian 8848 meter dari atas permukaan laut.
    Berapa Usia Everest?
    Banyak pertanyaan yang muncul berapa tahun usia Everest. Meskipun banyak peneliti mengatakan bahwa sejarah Pegunungan Himalaya ini sudah ada sejak 60 juta tahun lalu, akan tetapi sejarahnya telah ada sejak ratusan tahun lamanya. Bebatuan kapur dan sedimen yang ada di puncak gunung pernah menjadi bagian dari lapisan sedimen di bawah permukaan laut berusia 450 juta tahun yang lalu.
    Seiring berjalannya waktu, lantai lautan bebatuan tersebut bersama – sama terdorong ke atas dengan kecepatan hingga 11 cm per tahunnya.Hingga pada akhirnya sampailah pada posisi saat ini di puncak gunung tertinggi di dunia tersebut.
    Formasi gunung ini mengandung fosil dari makhluk laut dan kerang yang sebelumnya berada di lautan luas.Seorang petualang, Noel Odell pertama kali menemukan fosil tertanam dalam bebatuan Everest pada tahun 1924.
    Hal ini membuktikan bahwa puncak gunung adalah dasar laut yang terbentuk secara alami hingga saat ini. Spesimen bebatuan pertama dari gunung ini dibawa kembali oleh pendaki Swiss pada tahun 1956 dan tim pendaki Amerika pada tahun 1963.
    Dari tenar dan populernya Gunung Everest ini, beberapa sutradara terkenal merilis sebuah film yang menceritakan petualangan pendakian di Gunung Everst yang di ambil dari sebuah kisah nyata saat sekelompok orang mendaki mouth Everst pada tahun 1996, ketika saat pendakian sebuah badai salju menerjang dan menghalangi laju pendakian mereka, ada beberapa orang yang tidak bisa menghindar dari terjangan badai salju tersebut, yang mengakibatkan beberapa dari mereka tewas.
    sumber: http://peristiwa-id.com/kisah-misteri-gunung-everest/

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel